3 Jul 2015

Wisudah

Di gedung Sabuga, tempat ini,  digelar acara wisudah sarjana,magister dan doktor yang selesai dari Universitas Pasundan (unpas) Bandung,  gelombang ke-2 Tahun akademik 2015.

ribuan wisudawan didampingi orang tuanya, sejak pagi sudah penuhi gedung sabuga yang terletak di jln tamansari, kota bandung, kamis 13 Juni 2015.

depan pintu masuk, terlihat  tukang foto  sibuk bagikan poster, penjual bakso dan penjual minuman dinging, keliling gedung sebuga saat itu rameh.

“dalam gedung, diatas panggung, tampak  orang tua duduk berjejer, membelakangi anaknya yang sesat lagi akan wisuda”

sementara, bagian depan gedung itu, duduk berdekatan peserta wisudawan sesuai fakultas berdasarkan  nomor urutan kursi yang  sebelumnya dibagikan panitia wisuda,

sebelum saya, duduk di kursi nomor 157,  tampak ada kantong plastik tebal warnah putih terletak diatas tempat duduk.

sebuah buku daftar perserta wisuda dan sebua tabloid unpas yang bertopik Unpas Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean “MEA” serta Media IKA Unpas yang berisi profil unpas dari yayasan pasundan untuk alumni.

“Acara wisuda s1,s2,s3 segera mulai”kata protoler acara wisuda, wahai ibu dan bapak Guru” dinyanyikan sebagai lagu penyambutan“Ibu Mentri Prof.Yohana yembise, yang undang Bpk Rektor Unpas, Prof Eddy untuk pengukuhan perserta wisudawan.

 Prof, Yohana Yembise, di Undang Prof  Eddy untuk kukuhkan mahasiswa yang wisuda dan untuk pidato ilmiah tentang kekerasan Ibu dan anak ” yang terjadi di Indonesia.

Menteri Asal Papua yang di rekrut kabinet Kerja Presiden Jokowi itu, berpidato menggunakan dua bahasa “Indonesia dan Inggris” awalnya dia pidato bahasa indonesia kemudian translate ke bahasa inggis karena di kampus unpas ada mahasiswa asing.  

tadi menteri, orang papua pidato itu, sudah lihat kah? kamu juga harus seperi dia. Kata  Rektor sambil melepaskan toga” yang saya pake sebagai tanda “penamatan kuliah lima tahun di Unpas,

Terimakasih bapak, ucapku kertika diberikan piagam wisuda,bukti bahwa saya sudah ikuti upahcara wisuda,

dalam piagam yang diberikan, terlampir dua lembar kertas, diantaranya tertulis janji wisudawan dan “ucapan selamat berhasil” dari  civitas akademika,


poin ketiga dalam lembar janji wisuda tercatat “bersikap dan bertindak serta taat kepada negara dan tanah air dari civitas akademika sarankan ilmu yang diperoleh membawah manfaat bagi saudara atau orang tua dan masyarakat serta bangsanya.

sementara sedang serius baca janji wisuda dan lihat piagam itu, disaku baju terdengar hanphone berdering, telp dari  frans,  saya tidak terima dan biarkan, beberapa saat kemudian sms masuk.

none, kami ada tunggu diluar, kamu siapa-siapa? Tanyaku,  petrus, Anco, tulis  Frans dalam sms itu, tunggu saja, tidak lama, acara wisudah akan berakhir, balasku.

tak lama kemudian, acara wisuda sudah selesai, saling sapah antara wisudawan, sambil  jabah tangan, selamat berhasil kawan, sambil tinggalkan tempat duduk lalu keluar dari gedung sabuga.

hanif,sahabat baik dikampus, datang ke arah saya, dengan senyum manisnya, selamat berhasil ya kawan, lima tahun kita berjuang dibangku kuliah, kini berakhir sudah, tuturny.


setelah keluar, tampak orang-orang  padat dihalama gedung sabuga, ditengah kerumunan itu, ada yang tarik tangan, ternyata abang tukang foto itu menyuruhsaya foto, cetak angsung ini, ayoh.. katanya.

tunggu bang, saya cari saudara yang tunggu dari pagi ini, nanti foto bareng, jawabku, sambil angkat hp telp frans.

Saya sudah keluar, kalian diamana, tanyaKu, kami ada didepan tiang bendera, lurus dari pintu keluar,  kami ada lihat kamu,kata mereka,

“selamat berhasil” None, Ki Bunga Ki dokegai, tutur Petrus sambil  jabah tangan bergantian Frans,Ancotex,ketika itu ramai.

terimakasih jawabku, sambil merenung arti pemberian “bunga”katanya itu sebuah “penghargaan” karena sudah selesai kuliah tidak pernah bayangkan, akan diberikan hadiah, terimakasih pertus, sudaraku.!

Habis bersalaman, ajak mereka foto bersama, sebelum foto,  abang itu bilang 4 lembar Rp 150 ribuh, trapapa kita foto sudah.

Mas, 2 jam kemudian lalu fotonya ambil ya? Kata abang,waktu masih lama,  cari tempat duduk, kita duduk disana boleh, dekat pohon bagus itu, kata fran,

Disekitar  kami mau duduk, orang-rang menyerbuh mas yang  jual  Es-krim dan Es-buah, kami juga langsung pesan,bang bikin  gelas, antar disitu? akan diantar. Jawab abang.

Frans,Ancotex dan Petrus, kami duduk berhadapan sambil cerita, bagaimana mereka baku jemput dengan motor sebelum ke tempat saya wisuda, frans dari cimahi, petrus dari djatinangor, sementara ancotex dari kota bandung,

None, Saya minta maaf, tadi lambat datang, pada hal sudah janji antar ke tempat wisudah tapi macet dijalan jadi, tutur Frans, tra papa none, sesuaikan saja, jawabku sambil lepaskan atribut wisuda  langsung masukan dalam tas


 Bang ini, Es buah dan Eskrim yang tadi pesan itu..? makasih eee, kami langsung bayar, duduk kelamaan di tempat ini, kita jalan  ke rumah kost simpan peralatan wisudah, lalu kembali kita ambil foto.

Kami tinggalkan gedung sabuga, menuju ke tempat parkir, saya dan frans satu motor dan petrus, Ancotex satu motor, kami menuju ke KCN (kontrakan cicak nempel) nama “ruko” yang dihuni 20 mahasiswa tidak jauh dari kampus.

Setelah simpan perlengkapan wisudah di KCN, kami kembali ke gedung sebuga, ambil  foto tersebut,  mas sudah tunggu kami,  foto sudah jadi, kami lihat foto  sama-sama.

Tampak dalam foto, petrus ada pegang bunga, bunga itu diberikan ke saya,  tak pernah saya  bayangkan akan diberikan bunga itu.

bagi saya sesuatu yang berharga,  terimakasih petrus,saudaraku, bungah itu sebagai satu penghargaan, karena telah selesai kulia, kata petrus.

Penulis : Methu Cs Badii.