Di
gedung Sabuga, tempat ini, digelar acara
wisudah sarjana,magister dan doktor yang selesai
dari Universitas Pasundan (unpas) Bandung, gelombang ke-2 Tahun akademik 2015.
ribuan wisudawan
didampingi orang tuanya,
sejak pagi sudah penuhi gedung sabuga yang terletak di jln tamansari, kota
bandung, kamis 13 Juni 2015.
depan
pintu masuk, terlihat tukang foto sibuk bagikan poster, penjual bakso
dan penjual minuman dinging, keliling gedung sebuga saat itu rameh.
“dalam
gedung, diatas panggung, tampak orang
tua duduk berjejer, membelakangi anaknya yang sesat lagi akan wisuda”
sementara,
bagian depan gedung itu, duduk berdekatan peserta wisudawan sesuai fakultas berdasarkan
nomor urutan kursi yang sebelumnya dibagikan panitia wisuda,
sebelum
saya, duduk di kursi nomor 157, tampak
ada kantong plastik tebal warnah putih terletak diatas tempat duduk.
sebuah buku daftar perserta wisuda dan sebua tabloid unpas yang bertopik Unpas
Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean “MEA” serta Media IKA Unpas yang
berisi profil unpas dari yayasan
pasundan untuk alumni.
“Acara wisuda s1,s2,s3 segera mulai”kata protoler acara wisuda, “wahai ibu dan bapak Guru”
dinyanyikan sebagai lagu penyambutan“Ibu Mentri Prof.Yohana yembise, yang undang
Bpk Rektor Unpas, Prof Eddy untuk pengukuhan perserta wisudawan.
Prof, Yohana Yembise, di Undang Prof Eddy untuk kukuhkan mahasiswa yang wisuda dan untuk pidato ilmiah tentang “kekerasan Ibu dan anak ” yang terjadi di Indonesia.
Menteri
Asal Papua yang di rekrut kabinet Kerja Presiden Jokowi itu, berpidato
menggunakan dua bahasa “Indonesia dan Inggris” awalnya dia pidato bahasa
indonesia kemudian translate ke bahasa inggis karena di kampus unpas ada
mahasiswa asing.
tadi
menteri, orang papua pidato itu, sudah lihat kah? kamu juga harus
seperi dia. Kata Rektor sambil
melepaskan “toga” yang saya pake
sebagai tanda “penamatan” kuliah lima tahun di Unpas,
Terimakasih bapak, ucapku kertika diberikan piagam
wisuda,bukti bahwa saya sudah ikuti upahcara wisuda,
dalam
piagam yang diberikan, terlampir dua lembar kertas, diantaranya tertulis “janji wisudawan” dan “ucapan selamat berhasil” dari civitas akademika,
poin
ketiga dalam lembar janji wisuda tercatat “bersikap dan bertindak serta
taat kepada negara dan tanah air” dari
civitas akademika sarankan ilmu yang diperoleh membawah manfaat bagi saudara atau orang tua dan masyarakat serta bangsanya.
sementara
sedang serius baca janji wisuda dan lihat piagam itu, disaku baju terdengar hanphone
berdering, telp dari frans, saya tidak terima dan biarkan, beberapa saat kemudian
sms masuk.
none,
kami ada tunggu diluar, kamu siapa-siapa? Tanyaku, petrus, Anco, tulis Frans dalam sms itu, tunggu saja, tidak
lama, acara wisudah akan berakhir, balasku.
tak
lama kemudian, acara wisuda sudah selesai, saling sapah antara wisudawan,
sambil jabah tangan, selamat berhasil kawan, sambil
tinggalkan tempat duduk lalu keluar dari gedung sabuga.
hanif,sahabat
baik dikampus, datang ke arah saya, dengan senyum manisnya, selamat berhasil ya
kawan, lima tahun kita berjuang dibangku kuliah, kini berakhir sudah, tuturny.
setelah
keluar, tampak orang-orang padat
dihalama gedung sabuga, ditengah kerumunan itu, ada yang tarik tangan, ternyata
abang tukang foto itu menyuruhsaya foto, cetak angsung ini, ayoh.. katanya.
tunggu
bang, saya cari saudara yang tunggu dari pagi ini, nanti foto bareng, jawabku,
sambil angkat hp telp frans.
Saya
sudah keluar, kalian diamana, tanyaKu, kami ada didepan tiang bendera, lurus
dari pintu keluar, kami ada lihat
kamu,kata mereka,
“selamat berhasil” None, Ki Bunga Ki dokegai,
tutur Petrus sambil jabah tangan
bergantian Frans,Ancotex,ketika itu ramai.
“terimakasih” jawabku, sambil merenung arti
pemberian “bunga”katanya itu sebuah “penghargaan”
karena sudah selesai “kuliah”
tidak pernah bayangkan, akan diberikan hadiah, terimakasih pertus, sudaraku.!
Habis
bersalaman, ajak mereka foto bersama, sebelum foto, abang itu bilang 4 lembar Rp 150 ribuh,
trapapa kita foto sudah.
Mas,
2 jam kemudian lalu fotonya ambil ya? Kata abang,waktu masih lama, cari tempat duduk, kita duduk disana boleh, dekat
pohon bagus itu, kata fran,
Disekitar
kami mau duduk, orang-rang menyerbuh mas
yang jual Es-krim dan Es-buah, kami juga langsung pesan,bang
bikin gelas, antar disitu? akan diantar.
Jawab abang.
Frans,Ancotex dan
Petrus, kami duduk berhadapan sambil
cerita, bagaimana mereka baku jemput dengan motor sebelum ke tempat saya
wisuda, frans dari cimahi, petrus dari djatinangor, sementara ancotex dari kota
bandung,
None,
Saya minta maaf, tadi lambat datang, pada hal sudah janji antar ke tempat
wisudah tapi macet dijalan jadi, tutur Frans, tra papa none, sesuaikan saja,
jawabku sambil lepaskan atribut wisuda
langsung masukan dalam tas
Bang ini, Es buah dan Eskrim yang tadi pesan
itu..? makasih eee, kami langsung bayar, duduk kelamaan di tempat ini, kita
jalan ke rumah kost simpan peralatan
wisudah, lalu kembali kita ambil foto.
Kami
tinggalkan gedung sabuga, menuju ke tempat parkir, saya dan frans satu motor
dan petrus, Ancotex satu motor, kami menuju ke KCN (kontrakan cicak nempel)
nama “ruko” yang dihuni 20 mahasiswa tidak jauh dari kampus.
Setelah
simpan perlengkapan wisudah di KCN, kami kembali ke gedung sebuga, ambil foto tersebut, mas sudah tunggu kami, foto sudah jadi, kami lihat foto sama-sama.
Tampak
dalam foto, petrus ada pegang bunga, bunga itu diberikan ke saya, tak
pernah saya bayangkan akan diberikan bunga itu.
bagi saya sesuatu yang
berharga, terimakasih petrus,saudaraku, bungah itu sebagai satu
penghargaan, karena telah selesai kulia, kata petrus.
Penulis : Methu Cs Badii.