7 Des 2015

Bakar Batu di Wogei

hari mulai cerah tapi dingin juga terasa pagi itu  keluar dari rumah di kampung awabutu,  Enarotali, ibu kota kabupaten paniai,

Darmince dan Otopince,Ajak teman lain,Melince dan Merry pergi buat kebunnya di dekat  gunung wogei, tidak jauh dari kampong Eduda,  

Sebelum pergi, Otopince  curi uang  di dompet bapaknya dirumah, dengan uang hasil curian itu, mereka beli  nasi bungkus, korek gas,


Halo..mau beli…?kata otopince sambil ketuk pintu kios yang terletak di kota enarotali,

Mau beli apa…?tanya mas asal jawa itu, nasi 4 bungkus dan 1 korek gas, jawab otopince,

harganya berapa mas..?tanya otopince, nasi sebungkus, 10 ribu dan korek gas 2 ribuh, jawab mas asal jawa itu.

 ok, mass tolong kantongin ya, tutur otopince sambil berikan ,100 ribuh,uang curian didompet bapanya,hahhaha  

setelah beli makanan dan korek, Darmince, Otopince dan  kawan lain, mulai berangkat dari kampung awabutu  ke kebun  yang terletak di balik gunung wogeii,

Jalan berbatuan dan rawa-rawa serta tebing, mereka lalui, namun mereka tidak ada lolos dari hiruk-pikuknya…!!!

 adoh..adoh….kata Meri, karena kakinya terantuk di batu, makanya  jalan pelan to, kata Darmince menertawakan

perjalanan jauh, ketika mereka sampai di jalan yang ada  rawa-rawa terdengar, aduh tidak, teriak Darmince, karena kakinya tersungkur dalam lumpur,

setelah laui jalan berlumpur, mereka mulai naik tebing, sampai dekat  gunung wogei, mata hari mulai bersinar, mereka langsung  ke bukit, jemur badan sekalian makan nasi dan ayam yang dibeli otopince tadi pagi,

ayoh…kawan-kawan, kita jalan sudah, lama ditempat ini, mau buat kebun, siang-siang itu kepanasan nanti,ajak Darmince,

canda dan tawa, sambil jalan, ketika memandang arah  kebun, disana tampak rumah kecil (tonewa) di pinggir kebun, rumah milik mamanya otopince,

kawan-kawan, ajak otopince, kita  sambil jalan kumpul kayu kering ya, kita pasang api dan  bakar ubi disana,

ok sudah, jawab Melince dan Meri, sambil kumpul kayu kering yang ada dipinggir jalan sebelah eduda, di balik gunung wogei itu,

lama perjalanan, tibah dikebun, langsung ke rumah kecil dipinggir kebun, dalam tonewa mereka istirahat sejenak melepaskan rasah capeh, rasa bosan dll,

 tidak lama, otopince keluarkan ayam potong dari tasnya,

wah…tadi kamu beli ayam lagi ee? kaget darmince dkk karena saat otopince beli ayam teman yang lain belum tau,

ah…kita masak-masak saja, bikin kebun, lain kali saja, kata Darmince,ajak teman lain, batalkan tujuan datang ke kebun,

akhirnya sepakat, batal rencana buat kebun, mereka hanya mau bakar batu,

sebelum bakar batu, kami bagi tugas,otopince dan Melince, petik sayur dan gali ubi dan mery dan darmince pasang api, setelah semua bahan terkumpul, mereka mulai barapen,

adoh…ogema...mau potong ayam…trada pisau ini….??kata darmince, oh pisau ada, kata otopince sambil serahkan pisau yang diambil dalam sudut rumah itu,

mereka kerjakan sesuai tugas yang dibagi sebelumnya, Damince potong ayam, otopince  bakar batu, Melince dkk kupas  ubi, bersikan sayur, bungkus  barapen dengan daun pisang

setelah 20 menit dibaiarkan, tampak uap berbauh aroma daging ayam keluar dari bugkusan barapen,

senyum, sambil bertatap muka, Darmince dan Otopince dkk ketika aroma daging itu tercium di hidungnya…!!

 waoooo.. rasanya ketika  buka barapen,  tampak lemak  ayam berpindah ke sayur,seperti ayam rebus dengan sayur di kuali, ketika itu telan air luda…!!

Setelah itu, mereka bagi dan makan bareng, selain cerita, canda,tawa, saat itu ramai,katanya.

kami hanya bakar batu saja, sebanarnya pergi buat kebun tapi kami batalkan, setelah seharian di gunung wogei, sorenya kami pulang kerumah di kampung awabutu, Enatotali, 



Penulis Pemula :MethuCs