“hari mulai cerah tapi dingin juga terasa” pagi itu keluar dari rumah di kampung awabutu, Enarotali,
ibu kota kabupaten paniai,
Darmince dan Otopince,Ajak teman lain,Melince
dan Merry pergi buat kebunnya di dekat gunung wogei, tidak
jauh dari kampong Eduda,
Sebelum pergi, Otopince
curi uang di dompet bapaknya dirumah, dengan
uang hasil curian itu, mereka beli nasi bungkus, korek gas,
Halo..mau beli…?kata otopince sambil ketuk pintu kios yang terletak di kota enarotali,
Mau beli apa…?tanya mas asal jawa itu, nasi 4 bungkus dan 1 korek gas, jawab
otopince,
harganya berapa mas..?tanya otopince, nasi
sebungkus, 10 ribu dan korek gas 2 ribuh, jawab mas asal jawa itu.
ok, mass tolong kantongin ya, tutur
otopince sambil berikan ,100 ribuh,uang curian didompet
bapanya,hahhaha
setelah beli makanan dan korek, Darmince, Otopince
dan kawan lain, mulai berangkat dari kampung awabutu ke kebun yang
terletak di balik gunung wogeii,
Jalan berbatuan
dan rawa-rawa serta tebing, mereka lalui, namun
mereka tidak ada lolos dari hiruk-pikuknya…!!!
adoh..adoh….kata Meri, karena kakinya terantuk di batu, makanya jalan
pelan to, kata Darmince menertawakan
perjalanan jauh, ketika mereka sampai di jalan
yang ada rawa-rawa terdengar, aduh tidak, teriak Darmince, karena
kakinya tersungkur dalam lumpur,
setelah laui jalan berlumpur, mereka mulai
naik tebing, sampai dekat gunung wogei, mata hari mulai bersinar, mereka
langsung ke bukit, jemur badan sekalian makan nasi dan ayam yang
dibeli otopince tadi pagi,
ayoh…kawan-kawan, kita jalan sudah, lama ditempat
ini, mau buat kebun, siang-siang itu kepanasan nanti,ajak Darmince,
canda dan tawa, sambil jalan, ketika memandang
arah kebun, disana tampak rumah kecil (tonewa) di pinggir kebun, rumah
milik mamanya otopince,
kawan-kawan, ajak otopince, kita sambil jalan kumpul kayu kering ya, kita
pasang api dan bakar ubi disana,
ok sudah, jawab Melince dan Meri, sambil
kumpul kayu kering yang ada dipinggir jalan sebelah eduda, di balik gunung
wogei itu,
lama perjalanan, tibah dikebun, langsung ke
rumah kecil dipinggir kebun, dalam tonewa mereka istirahat sejenak melepaskan
rasah capeh, rasa bosan dll,
tidak
lama, otopince keluarkan ayam potong dari tasnya,
wah…tadi kamu beli ayam lagi ee? kaget
darmince dkk karena saat otopince beli ayam teman yang lain belum tau,
ah…kita masak-masak saja, bikin kebun, lain
kali saja, kata Darmince,ajak teman lain, batalkan tujuan datang ke kebun,
akhirnya sepakat, batal rencana buat kebun, mereka hanya mau bakar batu,
sebelum bakar batu, kami bagi tugas,otopince
dan Melince, petik sayur dan gali ubi dan mery dan darmince pasang api, setelah
semua bahan terkumpul, mereka mulai barapen,
adoh…ogema...mau potong ayam…trada pisau ini….??kata
darmince, oh pisau ada, kata otopince sambil serahkan pisau yang diambil
dalam sudut rumah itu,
mereka kerjakan sesuai tugas yang dibagi
sebelumnya, Damince potong ayam, otopince bakar batu, Melince dkk kupas ubi, bersikan sayur, bungkus barapen dengan daun pisang,
setelah 20 menit dibaiarkan, tampak uap
berbauh aroma daging ayam keluar dari bugkusan barapen,
senyum, sambil bertatap muka, Darmince dan
Otopince dkk ketika aroma daging itu tercium di hidungnya…!!
waoooo..
rasanya ketika buka barapen, tampak lemak ayam berpindah ke sayur,seperti ayam rebus dengan
sayur di kuali, ketika itu telan air luda…!!
Setelah itu, mereka bagi dan makan bareng, selain
cerita, canda,tawa, saat itu ramai,katanya.
kami hanya bakar batu saja, sebanarnya pergi buat kebun tapi kami batalkan, setelah seharian di gunung wogei, sorenya kami pulang kerumah di kampung
awabutu, Enatotali,
Penulis
Pemula :MethuCs