“bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum”begitu dikatakan M.A.W Brouwer,menggambarkan indahnya bumi pasundan, jika dilihat kenyataan sekarang, perkataan seoarang psikolog dan budayawan negara Belanda ini melukiskan kehidupan orang sunda (dari dulu hingga sekarang) tidak berubah, seakan kalimat diatas mengikat hidup mereka, buktinya, kalau kamu ke bandung, kamu tidak akan lihat, tangisan anak negeri, kamu juga tak lihat keluh kesah rakyat.
mereka
saling asah (Agar menjadi terampil), Asuh (mendidik dan melatih) supaya dapat beridiri sendiri dan Asih (kasih dan sayang) antara sesama orang sunda “bandung bermatabat,
julukan kota bandung ini, jarang ada masalah, kriminal, kemacetan
pendidikan, gisi buruk, kalaupun ada masalah,pemerintah biasa tangani
secepatnya,tidak
salah jika negeri ini, dikatakan “bumi pasundan lahir ketika Tuhan
sedang tersenyum, artinya lingkungan yang bersih dan situasi yang
aman, julukan diatas mencerminkan kehidupan yang orang bandung yang
tidak terlepas dari tatanan budaya.
Suku
lain datang cari kerja atau mahasiswa yang datang kuliah, silakan
datang namun satu hal yang orang sunda tidak mau yaitu “ tidak
boleh melakukan kegiatan yang meresahkan warga,misalnya: bikin kacau,
konsumsi miras atau peredaran obat terlarang, sudah jelas mereka akan
bersatu dan usir anda” soal ini sudah diatur dalam peraturan daerah
pemerintah kota bandung juara ini, budaya
sundah sangat kental, itu sebabnya “rakyat kuat, pemerintah tertib
dan daerah maju” bahkan budaya sunda jadikan satu mata pelajaran
taingkat SD,SMP dan SMU dan kuriklumnya menjadi satu mata kuliah
setiap perguruan tinggi ( swasta dan negeri) yang ada di kota kembang
ini.
Setiap
ujian semester ,semua pelajar dan mahasiswa diwajibkan mengenakan
“batik sunda” kalu tidak turuti aturan yang ditetapkan, maka
tidak ikutkan ujian atau nilai dianggap error, hal tersebut saya
pernah alami, saat itu ujian mata kuliah“ ilmu budaya sunda” mau
kerjakan soal ujian, saya diminta tinggalkan ruangan, katanya saya
tidak mengenakan batik sunda, baku tawar dengan panitia, tidak bisa,
katanya ini aturan, terpaksa pulang tidak ke rumah kost, saya langsung ke pasar, beli baju batik sunda di pasar baru di kota bandung.
selain
kental budaynya, bahasa sunda lebih menonjol dibandingkan bahasa
indonesia, tiap hari bahasa sunda melulu, mereka tidak terpengaruh
dengan bahasa daerah melayu yang adopsi jadi bahasa nasional, mereka
justru dirikan koran harian sunda (berita disajikan dalam bahasa
sunda) dan Tv sunda (siaran dalam bahasa sunda) bahkan pembahasan
Apbd tahunan juga dalam bahasa sunda.
lima
tahuan yang lalu, dari papua menginjakan kaki dikota bandung, saya
melihat perbedaan antara negeri Sunda dan negeri cendrawasih, kalau
di bandung sunyi, sunyi dari masalah sosial,pendidikan, kesehatan
dan masalah kriminal,bagimaa
dengan papua..? di papua, tidak pernah sunyi dari berbagai persoalan
diatas, negeri yang di juluki surga kecil yang jatuh ke bumi ini,
suasana surga tidak terasa dalam kehidupan manusia papua, NEGERInya
dirusak, wajah SURGAnya semakin pudar, tanah PAPUAnya, dijajah oleh
negara Indonesia kaki tangan Amerika ini.
upaya
anak negeri keluar dari cengkraman selalu kandas, mereka digiring
dengan sepatu laras panjang,protes atas pemberlakuan tidak manusiawi,
diperhadapkan dengan popor senjata, membabibuta rakyat, air mata
dan tetesan darah mendekam jiwa anak bangsa juga selalu dibodohki
(tidak mampu, tidak sekolah) dan disebut primitif ( berkoteka,
tertinggal) belum lagi orang papua perlakuan kasar (tembak mati)
cara halus (penyakit dan virus) masih gencar dibuat oleh militer atas
nama negara indonesia juga menciptakan konflik antara warga dan
hancurkan tatanan budaya.
ini
telah menjadi luka batin bagi orang papua yang sulit disembuhkan,
adakah obatnya..?dimana obatnya..? obatnya ada sama orang amerika..?
orang belanda..? orang indonesia..? atau sama papua sendiri..?
Entalah, yang jelas inilah kenyataan yang sedang dialami orang papua
dari dulu, sekarang kedepan akan bagimana..?
jika
dibandingkan dengan situasi bandung, bisa dikatakan tidak terlalu
persoalan besar, aman dan terkendali, tapi bedah dengan keadaan
papua dari semua segi, papua sedang menuju babak kehancuran, dalam
situasi ini kita dituntut untuk berjuang atau diam terima
kenyataan buruk yang sedang mengancam eksistensi kita.
semoga..!!
papua juga sama dengan bandung yang aman dan nyaman dari persoalan
yang merusak tatanan kehidupan masyarakat, saya telah melihat dan
rasakan kenyataan ini,menjadi bahan yang akan di bicarakan dengan
dengan pemuda, mahasiswa dan akar rumput yang ada disana, sa akan
pergi dan tinggalkan negeri ini, tak mungkin lupa, kota bandung,
orang sunda, tak lupa juga kampus tercintah "universitas
pasundan"bandung, Jawa barat.
Penulis MethuCs Badii
Penulis MethuCs Badii