16 Jul 2016

Amady dan Maut


Oleh Methu Cs Badii

Di sebuah kampung, namanya Ogeiye, hiduplah“Amady dan Amoye"berdua ini, orang tua mereka sudah lama meninggal, dari kecil berdua hidup menyendiri, setelah dewasa berdua memutuskan untuk menikah (wakaakabuke),

dikampung tersebut, berdua bedah dengan orang lain, kemana saja pergi, berdua selalusama-sama, pulang dan pergi dari kebun tidak sendirian, kecuali amoyeke hutan buat jerat kus-kus, tapi kali ini, amoye ajak amady kehutan "buguwa"

Amoye ajak lihat jerat kus-kus, yang dia buat dua hari yang Lalu, sebelum pergi dia sampaikan ada hal yang Amady waspada selama berdua disana"dipertengahan jalan atau ditengah hutan, amady hati-hati saja, siapa tauh amady terinjak maawegaba(taibuaya), kata amoye sambil memandangnya,

Kalau sampai terinjak mawegabaa, bahaya buat amady, karena dia akan datang menyerang dan memakannya, dengar perkataan amoye, amady terdiam, dia tidak ngomong apa2, dia minta amoye lanjutkan perjalanan siang itu,

mereka mulai berangkat ke hutan, tidak banyak bekal yang mereka bawah, cukup enam buah ubi bakar saja,perjalanan panjang, mata hari mulai terbenam, sore itu amady mulai kelelahan, amady ajakamoye istirahat sejenak sambil makan“Nota atau dugi podita”di balikgunung Abouyaga,

sementara makan, amady bilang sama amoye"dari kecil kita hidup menyendiri, kita sudah hidup bersama, kita sudah rasakan manis dan pahitnya lebih dari itu, kita sudah jadi suami dan istri, 
Amoyewae..

saya cuma mau bilang, jika ada apa-apa ditempat ini, di hutan belantara ini "mati dan hidup kita sama2" kata Amady ragu- ragu dengan mimpi yang dialihat semalam,"dengar perkataan amady, amoye tidak gubrisnya, amoye tidak tau kalau ada mimpi buruk yang belum diceritakan amady,

amady sudah cukup ditempat ini, ayoh, kitapergi sudah, ajak amoyelanjut perjalannya, kini hari sudah gelap, panjat gunung,turun ke lembah, amoye mulai melangkah cepat, tinggal satu  kilo lagi, baru sampai di tonewa (pondok) tiba-tiba kaki amady terantuk dengan kayu yang melintang ditengah jalan,

Amady terjatuh dan terinjak maawegabaa  (taibuaya), amady tidak sampaikan kejadian tersebut kepada amoye, tidak lama perjalanan, berdua sudah sampai di tonewapa, istirahat sejenak, melepas kelelahan, sekaligus makan malam “apakah ini makan terakhir kali dengan amoye” pikir amady cemas dengan perkataan amoye sebelum berangkat dari rumah dan mimpi amady semalam belum terwujud juga.

kini amoye siap2 masuk hutan lihat jerat, jerat kus2 yang dia pasang beberapa hari lalu, tiba-tiba gemuru terdengar ditelingaAmady, gemuru besar seperti suara ombak besar yang menghantam tepian pantai tiba lakukan di Nabire, haha

Kini Amady rasa takut menghantui tubunya, dia mulai gelisa bratt, dia teringat kejadian 3 jam  yang Lalu, dia juga ingat mimpi semalam, tampaknya kedua hal mulaiterwujud, amady ketakutan Amoye juga terasa,
adohh…

amoye mulai bertanya keAmady, gemuru ini tandanya Maawega ada datang, datang menyerang kita, Amady kenapa tidak mengaku kalau dalam perjalanan tadi, amady injak “mawegabaa”coba Amady dari tadi ngomongkah,supayaa moye bisa buat sesuatu untuk lawan Maawega ini… 
tapi terlambat….

gemuru sudah dekat, terasa kalau Maawega melingkar depan pintu tonewa, terserah Amady, kata Amoye, saya cuma lihat saja, amady yang menang atau Maawegaa yang kalah,  kata Amoye kesal dengan Amady tra kastau hal itu,

“Keamoye..amoyeiii…katinekaayuwinooo…wegainekaayuwiii..nooo,…!!! Amoye…’’migo yatokoyakegano, pugaiye yatokou nayakiyeeee, pugaiye yatokou nawagiye”begitu alunan “gowaii” dari Amady sambil meminta bantú amoye dari gempuran maawega,

“dengar eee Amoye,,, Sa mau kastau,,,dengar eeAmoye, sa mau bilang..saya sudah pegang bagian kepalah ini, Amoye tolong saya pukul maawega bagian ekornya” begitu teriakan histeris dari amady ketika Amady diserang Maawega (buaya), depan Amoye,  Amady jadi lalapan malam oleh mawega itu..!!!! tamat.

Penulis adalah Wartawan Majalah Selangkah.