18 Okt 2016

Ice.?


Oleh: Methu Cs Badii  
”kamu jangan seperti mama, dulu mama putus sekolah, kamu harus lanjut sekolah, kalau tidak, pekerjaan mama bukan petani, lihat Ibu Elis, dia teman sekolah saya, sekarang dia kerja di kantor kecamatan, tiap hari datang ke kantor, tidak sama dengan saya, tiap hari kekebun,  keluar pagi, pulang sore cari makan untuk menafkahi hidup kita, kata mama ke anak yang baru saja lolos sekolah menengah pertama dari salah satu kecamatan di meuwodide"


Ice namanya, dia anak pertama dari tiga bersaudara, bapaknya sudah meninggal dunia, sejak dia duduk kelas dua SMP “ sekarang dia sudah tamat SMP, tinggal terima ijazah dari sekolah, Ice bersama tema-temannya mulai berpikir untuk lanjut sekolah dijenjang berikutnya, “ada yang bilang, lanjut SMA di Nabire, ada yang katakan lanjut di Jayapura, namun Ice  tidak bicara banyak, dia tidak punya keluarga di nabire dan jayapura,

“nanti  bagimana eee.?apakah saya pergi ke timika atau lanjut disini, disini juga ada SMA dan setaranya..? tapi bagimana dengan biaya sekolah..?bapak sudah meniggal dunia, berharap sama mama, mama tidak punya penghasilan tetap, kalaupun ada cukup membiayai  kedua adik yang masih duduk di TK dan SD” pikir Ice saat pulang ke rumah setelah terima ijazah disekolah.


anak kau pergi, pergi sekolah di kota, jangan disini, anak ke Timika saja, biar jauh dari orang tua, mama harap anak sekolah baik-baik disana”kata mama sebelum keluar dari rumah menuju ke Enagotadi tunggu pesawat mau ke timika,
sampai dibandara udara Enagotadi, Ice mulai tanya2 sama agen pesawat tujuan Timika tapi katanya trada penerbangan pagi, ada penerbangan tapi siang harinya, Ice  segera daftar namanya dan sekalian bayar uang tiket pesawat aviastar”jangan kemana2 ee,  sebentara jam 1 siang, kamis 13 juni 2013,  pesawat akan terbang dari bandara udara ”aweta koo ena agapida” kata agen itu sambil berikan tiket pesawat.

waktu masih panjang,  lima jam lagi pesawat Aviastar akan mendarat, mari kita kesana, kata Ice ajak mamanya duduk makan ”nota podita” sambil menahan gempuran dingin disekitar bandara udara yang dijaga ketat oleh kesatuan ”paskhas” Ice mulai bertanya dalam hati, apakah ini bandara atau apa ya.??trada pensip ini.?  agen pesawatnya juga tra jelas..? Ice heran bandara  ini seperti markas tentara,  heran juga suasana bandara seperti terminal .!
pantasan tadi mereka minta  ongkos pesawat lebih dari seharusnya, satu juta dua ratus, namun petugas justru minta satu juta enam ratus ini, kaya begini tra baik, pemerintah daerah Paniai, dalam  hal ini Dinas terkait bisa tatah kembali penanganan bandara udara  dan pelayanan penumpanag  di airport yang tidak berjalan sesuai tupoksinya, harap Ice sembari melihat tentara dan pemuda tertentu cari penumpang pesawat disekitar jalan raya ke arah air port kearag kampung awabutu

“sebentara lagi  kamu akan pergi,ini satu jam lagi kita akan berpisah, ingat ee kamu pergi bukan sama kaka perempuan kandung, kamu pergi bukan sama Sdra perempuan sunggu, kamu ke Timika trada tujuan lain, kamu  pergi untuk sekolah,  jangan terbawah dengan pengaruh lingkungan disana, pokoknya pergi ke sekolah dan pulang dirumah bantu kakamu..? kata mamanya sambil jabatangan ketika Ice menuju ke pesawat dari ruang tunggu,

kini pesawat mulai start, berat rasanya perpisahan  ini, sekalipun anaknya pergi sementara waktuk untuk study, Ice trus memandang  ke arah mama, mama terlihat ayun2 tangan dari sana, sepertinya mama ada salam, Ice hanya lihat saja walaupun hati sedang berdebar tak ingin berpisah dengan mamanya.

tidak lama di udara, hanya dua puluh menit saja, kini pesawat aviastar mulai mendarat di bandara udara Mozes Kilangin, dia tidak perlu  susah lagi, kaka perempuan ada tunggu Ice, setelah itu Ice dan kakanya ke rumah di salah satu komplex di timika, besoknya Ice diantar kakanya mendaftar disebuah sekolah menengah atas ,setelah lalui baberapa tahapan test, kemudian dia dinyatakan lolos dan diterima sebagai siswa baru disekolah tersebut,

pergi ke sekolah, Ice tidak perlu naik taxy, cukup jalan kaki saja, rumah yang Ice tinggal, tidak jauh dari sekolahnya, tahun pertama setelah Ice masuk sekolah, dia sering diserang sakit, kombinasi malaria tersiana dan tropika seakan sahabat dalam hidupnya, namun  tidak mamatahkan semangat untuk sekolah, Ice fokus belajar dan bekerja di rumah,  meskipun tiap minggu bahkan tiap bulan tidak pernah sunyi dari sakit tersebut, kini Ice sudah naik kelas dua SMA, liburan panjang sudah tibah, mulai bulan Mei sampai Juli, teman-temannya pergi libur ke kampung,  tapi Ice tidak pergi, selain karena baru tahun pertama, juga karena biaya tiket pesawat, Ice hanya titip salam kepada Mama dan kedua adiknya di kampung,

liburan panjang telah berlalu, seminggu  lagi masuk sekolah,  Ice mulai  koreksi keadaan yang selama ini dia alaminya”Tuhan, saya datang ke timika, datang untuk sekolah, kenapa selalu ada sakit, Tuhan sembuhkan,Tuhan tolong mama dan Ade2ku dikampuung,  jangan pisahkan saya dan mereka,  begitu sepenggal doa yang dia ungkapkan tiap malam,

Ice Dkk kini mulai aktitif belajar di sekolah, dia rasakan keadaan yang tidak seperti tahun sebelumnya, masuk bulan pertama, bulan ketiga, bulan ke enam, tidak ada sakit-sakit lagi, kisah pahit ini, Ice jadikan bahan kesaksian digereja, betapa hebatnya Kuasa Tuhan atas sakit yang dia derita setahun ini,  sekarang Ice fokus belajar,  dari awal dia komitmen untuk setahun kedepan, jaga absen disekolah, tidak hanya berkata2 dia justru rajin, terbukti lima siswa yang dinyatakan siswa tebaik, Ice salahsatunya, Ice mendapatkan penghargaan dari wali kelas karena absennya bersih dan Ice mendapatkan rangking tiga  dalam ujian kenaikan kelas tiga disekolah tersebut,

”sekarang Ice rinduh mama dan Adik-adiknya, dia ingin tanya keadaan dan sampaikan, kalau sebulan lagi dia akan ikut ujian nasional dan ujian sekolah, dia minta bantu kakaknya  hubungi mama di kampung lewat orang yang ada hp” Hallo, Apa kabar, mama dan Ade2..? kami baik-baik saja,  trus anak kabar bagimana.? Ice juga baik-baik saja, trus sekolahmu bagimana? saya sudah kelas 3 SMA.? mama tolong doakan ee, minggu ketiga bulan Mei tanggal 13 Mei 2016, Ice  ikut ujian sekolah dan ujian nasional ini, kata anaknya,


mama  yakin anak lulus ujian,  ”anak akan lolos ujian tersebut, soal itu mama sudah tauh dari dulu” tapi… ketika anak dengar hasil ujian, tidak tauh apa yang terjadi pada mama.? mama harap kalau Ice tamat SMA datang ke kampung ee? Adoh.. mama kenapa begitukah.? Emang mama sakitkah.?..tik..tik..tik..komunikasi terputus lantaran baterei hp low,

Apakah mama  sakit tapi  pura-pura mama bilang  kabarnya baik.?bingun apa maksud mama ini, pikir Ice  ketika itu tidak tidur sepanjang malam, tiga minggu lagi, saya akan ujian, pokonya selesai ujian, saya pergi ke kampung, lihat mama dan adik-adikku, sekarang fokus belajar untuk persiapan ujian saja, keputusan Ice sambil  membayang perkataan mama satu minggu lalu lewat hp,

“dua minggu mereka sibuk persiapan  menghadapi ujian, masuk minggu ketiga mereka mulai Ujian Nasional ” tiga hari  telah berlalu, ujian nasional beres, sekarang dia mulai berpikir mau pergi ke kampung, namun dia kesulitan ongkos pesawat, minta bantu kakaknya bayar ongkos pesawat, tapi  tidak berikan karena kaka mau Ice pergi ke kampung setelah dengar hasil ujian, dengar respon kakaknya, Ice tidak bisa berkata apa2,  dia hanya diam dan merenung di balik meja belajar dirumah,

“air mata tanpa diundang banjir di wajah, seandanya saja ”kakak ini, kaka kandung, saya bisa paksa biayai ongkos pesawat, tapi bukan kakak sunggu jadi, apa boleh buat, terpaksa tidak jadi  pergi ke kampung

padahal dia mau ke kampung melepas rinduh bersama orang tuanya yang selama tiga tahun tidak pernah berjumpah, saya punya  kesempatan banyak, dua bulan lebih dulu kalau ada ongkos pesawat, saya bisa bawah mama dari kampung, datang bersama terima hasil ujian, tapi  tidak tau besok siapa yang mewakili orang tua ambil amplop yang berisi “lolos dan tidak”


pikir Ice sambil  ingat komunikasi singkat dengan mamanya tiga minggu lalu lewat telp “saya yakin Anak akan lolos ujian, soal itu mama sudah tauh dari dulu, tapi hari yang Ice dengar hasil ujian, tidak tauh apa yang terjadi pada mamaIce merasa dilematis dengan perkataan Mama,  kini Ice tunggu apa yang akan terjadi setelah dengar hasil ujian,

Kaka, besok datang eee, disekolah jam 10 pagi, datang dengar pengumunan ujian, ujar Ice sambil berikan surat undangan orang tua yang dibagikan panitia Ujian, tiga hari yang lalu di sekolah, Ice dan kawan lain sudah ada di sekolah sejak pagi, kini orang tua wally  mulai  memenuhi aula sekolah, siswa dan siswi kelas tiga sedang berjejear diserambi sekolah sembari menantikan pengumuman kelolosan yang sesaat lagi akan disampaikan, Ice tidak ragu dengan hasil yang akan umumkan, dia masih yakin dengan perkataan mama sebelumnya, ternyata benar, Ice salah satu siswi yang dinyatakan lolos dari sedikit perserta ujian yang tidak lolos pada Angkatan 2016 ini,

Usai dengar hasil ujian, perserta yang lolos ujian, mulai waita (bersukaria) dihalaman sekolah, banyak cara mereka lakukan menyambut hasil ujian, Ice dan kawan lain pilox pakaian sekolah dengan motiv bintang kejora (bendera papua) dan ada yang pake motor dan kijang rameh-rameh keliling kota timika,

dalam situasi kegembiraan, Ice tidak sama dengan kawan lain, dia hanya santai saja,  batinnya tertekan dengar dua perkataan mama dulu” kamu jangan seperti mama, dulu mama putus sekolah, kamu akan sekolah baik disana, saya yakin Ujian (sekolah dan ujina negara) kamu akan lulus, soal itu mama sudah tau dari dulu, itu sudah terbukti,

tapi bagimana dengan perkataan yang ini”setelah dengar hasil ujian, tidak tauh apa yang terjadi pada mama” pikir Ice  saat pulang ke rumah dengan kawan lain, sampai di rumah Ice dijemput dengan sebuah kabar, kabar buruk, kabar  duka ”mamanya telah dipanggil Sang khalik” Tamat. Penulis Adalah Pejalan tanpa Alas kaki