”kamu jangan seperti mama, dulu mama putus sekolah,
kamu harus lanjut sekolah, kalau tidak, pekerjaan mama bukan petani, lihat Ibu
Elis, dia teman sekolah saya, sekarang dia kerja di kantor kecamatan, tiap hari
datang ke kantor, tidak sama dengan saya, tiap hari kekebun, keluar pagi, pulang sore cari makan untuk menafkahi
hidup kita, kata mama ke anak yang baru saja lolos sekolah menengah pertama dari
salah satu kecamatan di meuwodide"
Ice
namanya, dia anak pertama dari tiga bersaudara, bapaknya sudah meninggal dunia,
sejak dia duduk kelas dua SMP “ sekarang dia sudah tamat SMP, tinggal terima
ijazah dari sekolah, Ice bersama tema-temannya mulai berpikir untuk lanjut
sekolah dijenjang berikutnya, “ada yang bilang, lanjut SMA di Nabire, ada yang
katakan lanjut di Jayapura, namun Ice tidak bicara banyak, dia tidak punya keluarga
di nabire dan jayapura,
“nanti
bagimana eee.?apakah saya pergi ke
timika atau lanjut disini, disini juga ada SMA dan setaranya..? tapi bagimana
dengan biaya sekolah..?bapak sudah meniggal dunia, berharap sama mama, mama
tidak punya penghasilan tetap, kalaupun ada cukup membiayai kedua adik yang masih duduk di TK dan SD” pikir
Ice saat pulang ke rumah setelah terima ijazah disekolah.
“anak kau pergi, pergi
sekolah di kota, jangan disini, anak ke Timika saja, biar jauh dari orang tua,
mama harap anak sekolah baik-baik disana”kata mama sebelum keluar dari
rumah menuju ke Enagotadi tunggu pesawat mau ke timika,
sampai dibandara udara Enagotadi,
Ice mulai tanya2 sama agen pesawat tujuan Timika tapi katanya trada penerbangan
pagi, ada penerbangan tapi siang harinya, Ice segera daftar namanya dan sekalian bayar uang
tiket pesawat aviastar”jangan kemana2 ee, sebentara jam 1 siang, kamis 13 juni 2013, pesawat akan terbang dari bandara udara ”aweta koo ena agapida” kata agen itu sambil
berikan tiket pesawat.
waktu masih panjang, lima jam lagi pesawat Aviastar akan mendarat, mari
kita kesana, kata Ice ajak mamanya duduk makan ”nota podita” sambil menahan
gempuran dingin disekitar bandara udara yang dijaga ketat oleh kesatuan
”paskhas” Ice mulai bertanya dalam hati, apakah ini bandara atau apa ya.??trada
pensip ini.? agen pesawatnya juga tra
jelas..? Ice heran bandara ini seperti
markas tentara, heran juga suasana bandara
seperti terminal .!
pantasan tadi mereka minta ongkos pesawat lebih dari seharusnya, satu
juta dua ratus, namun petugas justru minta satu juta enam ratus ini, kaya
begini tra baik, pemerintah daerah Paniai, dalam hal ini Dinas terkait bisa tatah kembali
penanganan bandara udara dan pelayanan
penumpanag di airport yang tidak
berjalan sesuai tupoksinya, harap Ice sembari melihat tentara dan pemuda
tertentu cari penumpang pesawat disekitar jalan raya ke arah air port kearag
kampung awabutu
“sebentara lagi kamu akan pergi,ini satu jam lagi kita akan
berpisah, ingat ee kamu pergi bukan sama kaka perempuan kandung, kamu pergi bukan
sama Sdra perempuan sunggu, kamu ke Timika trada tujuan lain, kamu pergi untuk sekolah, jangan terbawah dengan pengaruh lingkungan
disana, pokoknya pergi ke sekolah dan pulang dirumah bantu kakamu..? kata mamanya
sambil jabatangan ketika Ice menuju ke pesawat dari ruang tunggu,
kini pesawat mulai start, berat rasanya perpisahan ini, sekalipun anaknya pergi sementara waktuk
untuk study, Ice trus memandang ke arah
mama, mama terlihat ayun2 tangan dari sana, sepertinya mama ada salam, Ice
hanya lihat saja walaupun hati sedang berdebar tak ingin berpisah dengan
mamanya.
tidak lama di udara, hanya dua puluh menit
saja, kini pesawat aviastar mulai mendarat di bandara udara Mozes Kilangin, dia
tidak perlu susah lagi, kaka perempuan
ada tunggu Ice, setelah itu Ice dan kakanya ke rumah di salah satu komplex di
timika, besoknya Ice diantar kakanya mendaftar disebuah sekolah menengah atas ,setelah
lalui baberapa tahapan test, kemudian dia dinyatakan lolos dan diterima sebagai
siswa baru disekolah tersebut,
pergi ke sekolah, Ice tidak perlu naik taxy,
cukup jalan kaki saja, rumah yang Ice tinggal, tidak jauh dari sekolahnya, tahun
pertama setelah Ice masuk sekolah, dia sering diserang sakit, kombinasi malaria
tersiana dan tropika seakan sahabat dalam hidupnya, namun tidak mamatahkan semangat untuk sekolah, Ice
fokus belajar dan bekerja di rumah,
meskipun tiap minggu bahkan tiap bulan tidak pernah sunyi dari sakit
tersebut, kini Ice sudah naik kelas dua SMA, liburan panjang sudah tibah, mulai
bulan Mei sampai Juli, teman-temannya pergi libur ke kampung, tapi Ice tidak pergi, selain karena baru
tahun pertama, juga karena biaya tiket pesawat, Ice hanya titip salam kepada Mama
dan kedua adiknya di kampung,
liburan panjang telah berlalu, seminggu lagi masuk sekolah, Ice mulai
koreksi keadaan yang selama ini dia alaminya”Tuhan,
saya datang ke timika, datang untuk sekolah, kenapa selalu ada sakit, Tuhan
sembuhkan,Tuhan tolong mama dan Ade2ku dikampuung, jangan pisahkan saya dan mereka, begitu sepenggal doa yang dia ungkapkan tiap
malam,
Ice Dkk kini mulai aktitif belajar di
sekolah, dia rasakan keadaan yang tidak seperti tahun sebelumnya, masuk bulan
pertama, bulan ketiga, bulan ke enam, tidak ada sakit-sakit lagi, kisah pahit
ini, Ice jadikan bahan kesaksian digereja, betapa hebatnya Kuasa Tuhan atas
sakit yang dia derita setahun ini,
sekarang Ice fokus belajar, dari
awal dia komitmen untuk setahun kedepan, jaga absen disekolah, tidak hanya
berkata2 dia justru rajin, terbukti lima siswa yang dinyatakan siswa tebaik,
Ice salahsatunya, Ice mendapatkan penghargaan dari wali kelas karena absennya
bersih dan Ice mendapatkan rangking tiga dalam ujian kenaikan kelas tiga disekolah
tersebut,
”sekarang Ice rinduh mama dan Adik-adiknya,
dia ingin tanya keadaan dan sampaikan, kalau sebulan lagi dia akan ikut ujian
nasional dan ujian sekolah, dia minta bantu kakaknya hubungi mama di kampung lewat orang yang ada
hp” Hallo, Apa kabar, mama dan Ade2..? kami baik-baik saja, trus anak kabar bagimana.? Ice juga baik-baik
saja, trus sekolahmu bagimana? saya sudah kelas 3 SMA.? mama tolong doakan ee, minggu
ketiga bulan Mei tanggal 13 Mei 2016, Ice ikut ujian sekolah dan ujian nasional ini,
kata anaknya,
mama yakin anak lulus ujian, ”anak akan lolos ujian tersebut,
soal itu mama sudah tauh dari dulu” tapi… ketika anak dengar hasil
ujian, tidak tauh apa yang terjadi pada mama.? mama
harap kalau Ice tamat SMA datang ke kampung ee? Adoh.. mama kenapa begitukah.?
Emang mama sakitkah.?..tik..tik..tik..komunikasi terputus lantaran baterei hp
low,
Apakah mama sakit tapi
pura-pura mama bilang kabarnya baik.?bingun
apa maksud mama ini, pikir Ice ketika itu
tidak tidur sepanjang malam, tiga minggu lagi, saya akan ujian, pokonya selesai ujian, saya pergi ke kampung, lihat mama
dan adik-adikku, sekarang fokus belajar untuk persiapan ujian saja, keputusan
Ice sambil membayang perkataan mama satu
minggu lalu lewat hp,
“dua minggu mereka sibuk
persiapan menghadapi ujian, masuk minggu ketiga mereka mulai Ujian
Nasional ” tiga hari telah berlalu, ujian
nasional beres, sekarang dia mulai berpikir mau pergi ke kampung,
namun dia kesulitan ongkos pesawat, minta bantu kakaknya bayar ongkos pesawat, tapi
tidak berikan karena kaka mau Ice pergi ke kampung setelah dengar hasil
ujian, dengar respon kakaknya, Ice tidak bisa berkata apa2, dia hanya diam dan merenung di balik meja
belajar dirumah,
“air mata tanpa diundang banjir di wajah, seandanya
saja ”kakak ini, kaka kandung, saya bisa paksa biayai ongkos
pesawat, tapi bukan kakak sunggu jadi, apa boleh buat, terpaksa tidak jadi pergi ke kampung”
padahal dia mau ke kampung melepas rinduh
bersama orang tuanya yang selama tiga tahun tidak pernah berjumpah, saya
punya kesempatan banyak, dua bulan lebih ”dulu kalau ada ongkos
pesawat, saya bisa bawah mama dari kampung, datang bersama terima hasil ujian,
tapi tidak tau besok siapa yang mewakili
orang tua ambil amplop yang berisi “lolos dan
tidak”

pikir Ice sambil ingat komunikasi singkat
dengan mamanya tiga minggu lalu lewat telp “saya
yakin Anak akan lolos ujian, soal itu mama sudah tauh dari dulu, tapi hari yang
Ice dengar hasil ujian, tidak tauh apa yang terjadi pada mama”Ice merasa dilematis
dengan perkataan Mama, kini Ice tunggu
apa yang akan terjadi setelah dengar hasil ujian,
Kaka, besok datang eee, disekolah jam 10 pagi, datang
dengar pengumunan ujian, ujar Ice sambil berikan surat undangan orang tua yang
dibagikan panitia Ujian, tiga hari yang lalu di sekolah, Ice dan kawan lain sudah
ada di sekolah sejak pagi, kini orang tua wally mulai
memenuhi aula sekolah, siswa dan siswi kelas tiga sedang berjejear
diserambi sekolah sembari menantikan pengumuman kelolosan yang sesaat lagi akan
disampaikan, Ice tidak ragu dengan hasil yang akan umumkan, dia masih yakin
dengan perkataan mama sebelumnya, ternyata benar, Ice
salah satu siswi yang dinyatakan lolos dari sedikit
perserta ujian yang tidak lolos pada Angkatan 2016 ini,
Usai dengar hasil ujian, perserta yang lolos ujian, mulai
waita (bersukaria) dihalaman sekolah, banyak cara mereka lakukan menyambut
hasil ujian, Ice dan kawan lain pilox pakaian sekolah dengan motiv bintang kejora (bendera papua) dan ada yang pake
motor dan kijang rameh-rameh keliling kota timika,
dalam situasi kegembiraan, Ice tidak sama
dengan kawan lain, dia hanya santai saja, batinnya tertekan dengar dua perkataan mama dulu”
kamu jangan seperti mama, dulu mama putus sekolah, kamu akan
sekolah baik disana, saya yakin Ujian (sekolah dan ujina negara) kamu akan
lulus, soal itu mama sudah tau dari dulu, itu sudah terbukti,
tapi bagimana dengan perkataan yang ini”setelah
dengar hasil ujian, tidak tauh apa yang terjadi pada mama” pikir
Ice saat pulang ke rumah dengan kawan
lain, sampai di rumah Ice dijemput dengan sebuah kabar, kabar buruk, kabar duka ”mamanya telah dipanggil Sang khalik” Tamat. Penulis Adalah Pejalan tanpa Alas kaki