permintaan wanita
tersebut, tidak digubris mama tersebut. selain karena tidak kenal, tidak mau sibuk
dengan orang lain, jadi jalan saja dari pasar
ke pelabuhan ”wakeitei” Siapa wanita ini.?
saya tidak kenal. tidak ada urusan dengan saya, untuk apa mau ikut.? kata
mama bertanya. tapi wanita tersebut
cegat dari belakang katanya.coba kamu
ingat, tadi pagi naik ojek dari rumah turun di pasar, bayar ongkos ojek atau
tidak..? dan tebu yang kamu jual dipasar
dibeli habis atau tidak.?
soal itu betul.
mas ojek tidak minta ongkos ketika tutun
dipasar dan tebu yang jual dipasar
dibeli habis, tutur mama sembari memandang wanita yang nekat ikut mama
dan anaknya ini.
saya mau ikut mama ini, tidak ada tujuan lain, saya
hanya mau sampaikan sesuatu dari rumahnya.
tutur wanita yang tidak kenal asal usulnya itu. dengar perkataan wanita itu,
mama dua anak ini terdiam, dia tidak kuat melihat apalagi bicara dengannya.
sebelum sampai di
pelabuhan, wanita tersebut minta mama Ukago untuk tidak bayar ongkos speedboat “sebentar kalau
penceker minta ongkos, pegang barang ini. nanti penceker tidak akan lihat. kata
wanita tersebut sambil berikan daun kering yang ambil dari nokennya.
saya ada uang untuk
bayar ongkos, kalau tidak bayar, saya merasa bersalah. apa lagi pendeta dan
pastor biasa kotbah di gereja, “berikanlah
kepada kaisar. apa yang kaisar punya, dan berikan kepada Allah. apa yang Allah
punya” jadi saya tidak terima
barang jimat ini, tegasnya.
Setelah sampai
dipelabuhan wakeitei, sejumlah speedboat kapasitas puluhan penumpang sudah siap dikali wakei, sesaat lagi antar orang
yang mau ke tigi barat.
“Tigi barat adalah satu dari lima Kecamatan
di Kabupaten Deiyai, tigi barat terdapat puluhan kampung diantaranya kampung
tenedagi, gakokebo, Ayatei dan Demago, dan seterusnya”
setelah mereka naik
di speedboat, penceker mulai tagih
ongkos, satu orang dua puluh ribuh, tapi
penceker tidak minta ongkos ke wanita tersebut, dia bisa lolos dari
ceker eeh, tutur mama Ukago merenung.
penceker, pengemudi
dan puluhan penumpang belum tahu kalau ada wanita ”aneh” tidak jelas identitasnya
sedang duduk manis ditengah mereka dalam speadboat tersebut.
Motamoye,
pengemudi speed boat. mulai star dari
pelabuhan wakeitei. keluar dari muara kali wakei. dia hentikan laju dari
speedboat untuk berdoa sebelum lepas kecepatan diatas danau tigi.
Tuhan. kami bersyukur
karena engkau baik, perjalanan kami dari wakeibado sampai ukagouda. kami
serahkan ditangan Tuhan, lingdungi kami agar terhindari dari bahaya. doa
singkat dari mama ukago ketika itu.
speed boat dengan
kecepatan tinggi, sudah sampai dekat kogeibiyo (goa
yang menjorok keluar dari pulau duamo, duamo terbentang luas ditengah
danau tigi). tiba tiba
ketenangan puluhan penumpang terganggu dengan tiupan angin kencang dari arah selatan (badabouw).
motamoye mulai
menepis ” angin dan ombak” yang sedang menampar speedboat karet ini. para
penumpang mulai gelisa, Mama Ukago mulai
memeluk anaknya.
Kita jangan takut,
kalau kita takut. nanti ombak tambah besar, tutur wanita tersebut. tidak lama
kemudian. gejolak yang hantam speedboat perlahan mulai tenang.
danau yang tadinya di
buat ombak sesaat jadi redah , angin yang menggoyahkan speedboat, jadi tenang
seketika, awan digunung yukudei dan
kemuge juga mulai menghilang.
melihat kejadian
tersebut. mama ukago mulai tarik napas, rasa takut yang menghantu, mulai
meredah dari padanya, senyum tipis arahkan ke wanita tersebut.
coba kamu lihat ”pelangi dari tanjung
Ukagouda terhubung ke Gunung Deiyai” itu tandanya ada seorang sedang
menunggu di pelabuhan untuk bertemu dengan mama.tutur wanita ketika mereka sampai
ditengah danau.
Mama ukago melirik mata ke arah pelabuhan ukagouda,
pelangi yang sumbernya dari Deiyai seakan jembatan ”Oneibo” yang menghubungkan
kampung meiyepa dan bomou.
Siapa yang tunggu saya.? Saya tidak kenal dia. untuk apa
ketemu.? tidak ada janjian lagi. saya tidak turuti perintahmu, tutur mama
menolak bertemu dengan seseorang di Ukagouda.
melihat mama ukago
bicara banyak, sebagian penumpang yang ada dalam speedboat mulai bertanya, mama ini dari
tadi sibuk bicara, sebenarnya bicara dengan siapa.?
”asyik bincang dengan
wanita tersebut, tidak terasa speed boat yang mesinnya 40pk tersebut. sudah
sampai di abaigona “tanjung yang menjorok keluar
antara pulau Duamo dan tanjung Ukagouda”
pelangi yang tadinya
sudah terhubung seakan jembatan, kini mulai menghilang ke arah gunung deiyai.
’’Deiyai adalah nama gunung, salah satu gunung
tertinggi setelah gunung Weyland dan Cartenz. Nama Gunung yang dijadikan nama Kabupaten
Deiyai , dalam gunung tersebut ada kali ajaib, menurut cerita yang ada,
kali tersebut mengalir dari bawah muara
keatas,orang yang minum air kali tersebut,
bisa berbahasa inggris’’
Kini speed boat
sebutan jonson tersebut, mulai mengurangi kecepatan. tidak lama sudah sandar di
pelabuhan ukagouda. wanita tersebut ikut mama ukago dan anaknya jalan ke rumah.
” jalan dari
ukagouda ke rumah masih berlumpur, tidak seperti sekarang, dulu jalan terusan dari
nabire baru masuk di ukagouda, belum lanjut ke Dedoutei dan obaikotu serta ke Aiyatei
dan Debey, jalan raya lama baru dibongkar dengan excavator milik PT Modern”
jalan masih berlumpur
ini, bagimana kalau kita ikut jalan pintas. tutur wanita menawarkan mama ukago
setuju bikin sesuatu supaya dalam sekejab saja mereka bisa sampai dirumah.
saya dan anak biasa
jalan kaki, walaupun jalan berlumpur, jadi tidak usah paksakan lagi, cukup
tadi paksakan untuk tidak bayar ongkos,
paksa untuk ketemu dengan seseorang dan paksa untuk ikut jalan pintas.
tidak berniat untuk
paksa, kasihan mama dan anaknya, makanya saya hanya mau membantu, tutur wanita
sambil jalan dari Ukagouda ke Dedoutei lanjut ke rumah.
”sesuda sampai
dirumah, wanita tersebut mulai jelaskan maksud kehadirannya. sebenarnya saya
hanya jalankan tugas karena saya diutus mengunjungi orang tertentu, setelah kunjungi ”Elias Bobii Adama, Isaiyas Douw dan Selpius Bobii”
kali ini kunjungannya ke Mama Ukago.
”kamu kenal Adama
Elias Bobii, dia orang tua satu2nya yang disegani, generasi mereka cuma dia
yang masih hidup, waktu operasi koteka masuk daerah ini. dia salah satu orang yang
menentang kelakuan ukayago (aparat), itu sebabnya, setelah iyowoya (amber)
datang kuasai, dia masih pake koteka.
”sementara wanita
tersebut, menjelaskan dia pura2 tidak dengar, dia juga buang muka ke arah lain,
dia hanya menghindari terjadinya kotak mata, kalau sampai kontak mata bisa terhipnotis.
”
Elias bedah dengan Selpius Bobii, menurut wanita ini, dia anak mudah, kami kenal dia sejak kecil,
dia ikut jejak bapaknya yang ditemukan tak bernyawa di sekitar pasar karang
karena jalan berteriak ”merdeka”
keliling kota Nabire.
kami
tidak mau Selpius juga terjadi seperti bapanya, makanya kami bantu ketika dia
jadi Panitia kongres Papua ke-3 yang gelar di Aberpura Jayapura tahun
2012. waktu itu dia berada ditengah
tentara dan polisi, namun tidak ada sentuhan apalagi di pukul, sementara kawan lain
ditangkap, dipukul dengan pantat senjata, ditendang dengan sepatu laras
panjang, besoknya baru dia menyerahkan diri di penjara bersama rekan
seperjuangannya.
sedangkan
untuk Isayas, banyak pejabat di meuwodide, cuma dia yang kami kenal. Mama
tauhkah.? orang-orang biasa juluki dia ’’uang pudu’’orang akan memilih dia jadi
bupati. bupati periode kedua di kabupaten Nabire, kata wanita meyakinkan.
Wanita
ini, aneh saja, dari tadi bicara seakan tahu semuanya, sebenarnya siapa dia dan
datang dari mana.? pikir mama Ukago sambil meliriknya.
saya
datang dari gunung itu, tempat munculnya pelangi tadi. kami punya Istana disana,
punya pemerintahan sendiri, pemimpin kami bapak Theys E, kami punya rencana, ditempat
ini, didaerah tigi, jantung tanah papua ini. mau wujudkan perkatan tuan Teneny Mote, Adii Gadity, Kores Pigay,
hanya saja kekurangan orang, ada tapi semua pria, wanita cuma saya, makanya
saya datang minta bergabung.
bisa
bergabung dengan kamu, tapi berat rasanya tinggalkan kedua anakku, apalagi saya
sudah rasakan hidup tanpa suaminya, saya tidak mau kisah pahit itu dirasakan
oleh anakku, jadi maafkan. Tutu Mama Ukago yang yang ditingal suaminua dua
Tahun silam ini. TAMAT..!
Penulis Methu Cs Badii adalah Jurnalis Pemula.