21 Des 2017

Martalina Mau "Kuliah" tidak mau "Pacar"


Oleh: Methu Badii
“hanya untuk Martalina jadi pacarnya, lelaki itu harus masuk SMA kembali, pada hal sudah selesai kuliah, bagi martalina, soal pacar tidak penting, dia lebih pentingkan kuliahnya, tapi lelaki ini tidak mau Martalina jadi pacar lelaki lain, dia kejar Martalina, tapi semua upaya dan usaha yang dia lakukan, dianggap itu hanya demi persahabatan.

tapi trapapa bagi dia meski sebatas sahabat”suatu saat lelaki itu ajak Martalina jalan ke taman “baku dapa” disini dia sampaikan keiiginannya, sebenarnya saya, ajak kamu disini, saya mau sampaikan, bahwa saya tidak sekedar sahabat, lebih dari itu saya cintah Martalina,sementara lelaki itu ngomong, Martalina buang muka ke arah lain, tidak, saya tidak mau, cukup kita bersahabat saja, untuk apa pacar.? coba pikir mana yang penting, kuliah atau pacar, bagi saya kuliah lebih penting dari pacar, kita datang dari papua, datang untuk apa.? kalau untuk kuliah..kuliah saja lah, kata Martalina.

kita datang dari papua ke jawa memang untuk kuliah,soal itu Martalina benar, tapi menurut saya, selain kuliah pacar juga penting, yang terpenting tidak saling memutuskan kuliah, jadi saya mau dari sini, tempat ini, ditamam ”baku dapa” ini, kita harus rubah status sahabat jadi pacar. Tutur lelali mendesaknya,

dengar lelaki itu bicara, Martalina pelan2 balik muka ke arah lelaki itu, dia mulai ajukan pertanyaan, saya bersediah rubah status sahabat jadi pacar, tapi maukah tidak.? nanti selesai kuliah, kamu masuk SMA kembali, lelaki itu tadiam, tadiam dengan tuntutannya. hal semacam ini, jarang ada dalam dunia pacaran tapi demi Martalina jadi pacarku, trapapa saya siap terima resiko, setelah selesai kuliah siap masuk SMA kembali.

Sejam duduk diatas kursi besi, sebela kanan taman "baku dapa" disekitar kota metropolitan, berdua masih disini, masih berbincang tentang status sahabat dan pacar, Martalina, perempuan asal perbatasan Papua dan Png itu, masih belum terima sebagai pacar, dia masih pertahankan sebagai sahabat ”kalau saya terima sebagai pacar, bagimana dengan kuliah, kuliah sambil pacar bagus tapi kalau kuliah terganggu dan putus kuliah bagimana dengan cita-cita ku yang mau buka usaha bisa gagal ini, pikir Martalina.

Asyik ngobrol berduan di taman itu, cuek dengan orang yang lewat disekitarnya, sambil menikmati the pucuk dingin, tapi the pucuk tersebut, tidak menyegarkan perasan lelaki yang ingin rubah status dari sahabat jadi pacar ini, sikap saya sebenarnya tidak seperti yang anda bayangkan, Martalina, saya minta pacar sebenarnya bukan berarti saya mau putus kuliah dan gagalkan cita2nya,saya hanya minta perjelas status persahabatan jadi pacaran, tutur lelaki asal wadou ini.

Kita masih kuliah, orang tua harapkan, kita selesai kuliah cepat, lebih baik kita sahabat saja, untuk pacar nanti, kita fokus kuliah dan jalani kalau baku cocok ya, kalau tidak ya apa boleh buat, kata Martalina, memutuskannya.

lelaki tersebut menerima pendirian Martalina, dua tahun lebih, berdua jalani hubungan, saling sms, telp dan sering jalan barengan, orang lain kirain dorang dua pacaran, pada hal tidak,berdua masih berstatus sahabat.“jangan panggil saya cayang, cintah, saya benci dengan kata2 ini, kita ini bukan anak kecil lagi, kita sudah mau selesai kuliah, itu sudah dewasa, kata martalina dalam Smsnya, ok baik sahabat, saya tra akan panggil cyang lagi, mungkin ini trakhir kali dan persahabatan kita juga cukup sampai disini, balas dengan kecewa.

lelaki tersebut mulai cuek dengan Martalina, telp tra terima, sms tra blas, begitu trus berjalan beberapa bulan, suatu ketika Martalina datang, datang dengan menangis dan mintaa maaf, larang panggil cyang, cintah dan maaf juga soal syarat jadi pacarnya, sebenarnya saya lakukan hanya untuk memastikan bahwa hubungan kita ini serius atau tidak, jadi mulai sekarang panggil saya, cayang, cintah, tutur Martalina pasranya.

Usai Martalina minta maaf, lelaki tersebut tidak bicara banyak, dia langsung pukul, beberapa kali sepak dia, Martalina tidak bateriak,tidak lari tinggalkan, dia justru memeluknya, lelaki juga mulai merangkulnya, Martalina Cyang, saya memang tidak punya siapa2, dalam hati saya cuma Martalina, itu sebabnya, saya mempertahankan maralina dan memenuhi permintaan, walaupun sebatas sahabat, bagimana tidak, hanya untuk martalina, saya mengenakan celana panjang abu2, selana SMA pasundan 5 Bandung.

semuanya terpaksa saya lakukan hanya karena sebuah rasa, rasa cintah dan cayang yang mendalam untuk Martalina jadi pacarku, lebih dari itu, Marlina jadi kekasihku, itu sebabnya bertahun-tahun saya pertahankan Martalina,tapi sayangnya, kisah manis,pahit dan sahabat & pacar yang bedua lalui beberapa tahun di tanah rantauan berlalu dalam sekejab karena orang tua Martalina tidak restu untuk bersatu, terpaksa, Martalina lari ke kota jerman (jeruk manis), lelakinya lari kota eropa (enaro paniai) (*)