26 Des 2017

Koyeidaba ketemu wodeyokaipouga di Debei


Oleh Methu CS Badii
Dalam buku Wodeyokaipouga Bobii, Nabi yang terlupahkan, satu bagiannya dijelaskan mengenai pertemuan “koyeidaba dengan wodeyokaipouga” di tadauto, debei, tigi barat, Deiyai, pertemuan antara wodeyokai pougabobii dan koyeidaba terjadi awalnya koyeidaba dikejar dari daerah kamuu karena diancam bunuh,  koyeidaba menurut cerita rakyat (Mite)  suku Mee yaitu Yesus : Juru selamat manusia atau Mesias.

Koyeidaba diancam untuk dibunuh karena dianggap peredam makanan, harta dan ternak, merampas, penghilangkan kekayaan suku Mee, karena pada saat itu di daerah makewapa, Dogiyai sedang terjadi krisis kelaparan, sehingga masyarakat setempat sepakat untuk disingkirkannya.

Mereka mulai kejar dari daerah kamu, masuk wilayah  tigi barat, perjalanan panjang tidak sempat di tangkap, mereka trus kejar sampai didaerah Debei, dari sini terjadi perdebatan, apakah koyeidaba dibunuh atau tidak namun semua sepakat, tapi hanya "Wodeyokai pougabobii dan 12 Orang pengikutnya” yang sembunyikan koyeidaba di Goa (biyodoba) di kampong Tadauto, wilah Debei, Distrik Tigi Barat.

(Wode Yokaipouga adalah pengajar  tota mana yang selanjutnya disebut Nabi, dia mempunyai 12 murid, mereka jalankan masing-masing tugas, ada yang tugas untuk urusan (makan bersama dan minum bersama), ada yang tugas untuk  urusan doa  bersama  dan ada juga tugas jalan kegiatan sosial, yang lain juga mendapat tugas sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan oleh Wode Yokaipouga, melihat ajaran wodeyokaipoga tersebar, banyak masyarakat disekitarnya tidak senang kegiatan yang dilakukan wodeyokaipouga  dinilai negative ajaran “tota mana atau touye mana” yang diajarkan oleh Wodeyokai pougabobii, masyarakat sekitarnya sering datang menyerang wodeyokai pougabobii dan pengikutnya, namun mereka tidak berhasil, mereka datang menyerang tapi kembali dari pertengahn jalan, datang menyerang namun  redahkan niat mereka dengan kebaikan wodeyokaipouga dengan cara sediakan  makanan (yapei mee nota oyou/onai).

 dalam situasi wodeyokaipouga dan pengikutnya, sedang hadapi ancaman dari orang lain atau masyarakat kampung lain, muncul kabar bahwa koyeidaba sedang dikejar dari kamu, masuk wilayah tigi, masuk di daerah debei, wodeyokaipouga dan pengikutnya sepakat untuk lindungi atau sembunyikan koyeidaba, setelah masuk di daerah debey, tepatnya di kampung digibagata, mereka mulai berdebat soal koyeidaba, sementara berdebat diam-diam wodeyokai pougabobii dan pengikutnya sembuyikan koyeidaba digoa (biyo doba) di kampong Tadauto, setelah sembuyikan didalam goa (biyodoba), wodeyokai pougabobii dan pengikutnya pura-pura kejar seseorang dari tadauto ke arah ataidimi supaya orang pikir koyeidaba sudah lewat dan masuk ke wilayah botumoma, puweta didaerah kamu. 

selanjutnya hari pertama wodeyokaipouga dan pengikutnya kasih makanan ke goa koyeidaba menyampaikan bebarapa hal kepada wodeyokaipouga, namun hal tersebut  masih dirahasiakan sampai sekarang, setelah  itu kunjungan kedua koyeidaba berjanji, saya tidak akan ada disini, saya akan pergi jadi saya akan simpan saya punya "hati" jadi kalian datang ambil (aniya kegepa nipo kiya makitoupigaka motigou).

setelah beberapa hari kemudian, mereka datang ke Goa (biyopa) untuk cek janji tersebut, namun di goa tersebut koyeidaba tidak ada, hati (kegepa) yang dijanji  untuk ambil juga tidak ada, wodeyokaipogabobii dan pengikutnya mulai cari di sekitar goa, mereka hanya temukan ceceran darah (emo tagi) disekitar goa, dan rumput disekitar goa tampak basa (habis kencing).  

sudah cari sekitar goa dan janji untuk  ambil hati (kegepa nipo) itu, namun mereka tidak dapat, tampak baru saja ada orang lain ambil duluan lalu pergi, Wodeyokai pougabobii  dan pengikutnya ikut bekas kaki perempuan yang sedang bawa pergi hati (kegepa) tersebut, dipertengahan jalan mereka tahan dia, mereka mulai nuntut  hati (kegepa) yang dia bawah pergi untuk segera kembalikan, hati (kegepa) tersebut  koyeidaba janji ke kami, jadi segera kembalikan ke kami, namun perempuan tersebut  mengaku tidak ambil, dari sana kami ada kejar darah buntut sampai mama jadi mohon kembalikan, namun perempuan tesebut ngaku darah tersebut sedang mens atau haid, tapi  karena Wodeyokai pougabobii dan pengikutnya bersih keras,  perempuan tersebut mulai jujur "benar hati (kegepa) ini kalian punya, koyeidaba janji buat kalian, saya cuma pegang saja, nanti ada saatnya saya akan kasih dan saya akan kasih keluarkan ditengah orang banyak.

setelah perempuan itu, mengaku bahwa dia yang ambil, dan dia hanya pegang sementara, wodeyokaipouga dan ke12 pengikutnya biarkan dia bawa pergi, ceceran darah yang ditemukan tidak jauh dari goa,  sekarang tumbuh sayur hitam (digiyo napo), orang biasa petik banyak tapi  tidak pernah habis dan justru bertambah dan berkembang,  rumput yang ditemukan basa, sekarang terbentuk jadi kali kecil, warga sekitarnya beri nama kali kecil itu"woo waino" atau air mengalir keatas atau mengalir berputar, air tersebut jernih tidak pernah kering, orang sakit kalau  minum air tersebut, menurut cerita biasanya sakit sembuh,Terlepas dari itu, setelah Wodeyokai pougabobii meninggal dunia diperkirakan pada tahun 1920an, ajaran totamana diteruskan oleh gererasi selanjutnya, hingga saat ini generasi ke 7 (tujuh) masih pertahankan ajaran tota mana,sudah ditetapkan tanggal 9 Mei  sebagai Hut Totamana  biasa diperingati tiap tahun.(*). 

Penulis adalah mantan Wartawan Media Online dan Majalah, Tinggal di Bandung.