
Oleh Methu CS Badii
Dalam buku Wodeyokaipouga Bobii, Nabi yang terlupahkan, satu bagiannya dijelaskan mengenai
pertemuan “koyeidaba dengan
wodeyokaipouga” di tadauto, debei, tigi barat, Deiyai, pertemuan antara wodeyokai pougabobii dan koyeidaba terjadi
awalnya koyeidaba dikejar dari daerah kamuu karena diancam bunuh, koyeidaba menurut cerita rakyat (Mite) suku Mee yaitu Yesus : Juru selamat manusia atau Mesias.
Koyeidaba diancam untuk dibunuh karena
dianggap peredam makanan, harta dan
ternak, merampas, penghilangkan kekayaan suku Mee, karena pada saat
itu di daerah makewapa, Dogiyai sedang terjadi krisis kelaparan, sehingga
masyarakat setempat sepakat untuk disingkirkannya.
Mereka mulai kejar dari
daerah kamu, masuk wilayah tigi barat, perjalanan
panjang tidak sempat di tangkap, mereka trus kejar sampai didaerah Debei, dari
sini terjadi perdebatan, apakah koyeidaba dibunuh atau tidak namun semua sepakat, tapi hanya "Wodeyokai pougabobii dan 12 Orang
pengikutnya” yang sembunyikan koyeidaba di Goa (biyodoba) di kampong Tadauto,
wilah Debei, Distrik Tigi Barat.
(Wode Yokaipouga adalah pengajar tota mana yang selanjutnya disebut Nabi, dia
mempunyai 12 murid, mereka jalankan masing-masing tugas, ada yang tugas untuk
urusan (makan bersama dan minum bersama), ada yang tugas untuk urusan doa bersama dan ada juga tugas jalan kegiatan sosial, yang lain juga mendapat tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang dibebankan oleh Wode Yokaipouga, melihat ajaran
wodeyokaipoga tersebar, banyak masyarakat disekitarnya tidak senang kegiatan
yang dilakukan wodeyokaipouga dinilai
negative ajaran “tota mana atau touye mana” yang diajarkan oleh
Wodeyokai pougabobii, masyarakat sekitarnya sering datang menyerang wodeyokai pougabobii
dan pengikutnya, namun mereka tidak berhasil, mereka datang menyerang tapi
kembali dari pertengahn jalan, datang menyerang namun redahkan niat mereka dengan kebaikan
wodeyokaipouga dengan cara sediakan makanan
(yapei mee nota oyou/onai).
dalam situasi wodeyokaipouga
dan pengikutnya, sedang hadapi ancaman dari orang lain atau masyarakat kampung lain,
muncul kabar bahwa koyeidaba sedang dikejar dari kamu, masuk wilayah tigi,
masuk di daerah debei, wodeyokaipouga dan pengikutnya sepakat untuk lindungi
atau sembunyikan koyeidaba, setelah masuk di daerah debey, tepatnya di kampung digibagata,
mereka mulai berdebat soal koyeidaba, sementara
berdebat diam-diam wodeyokai pougabobii dan pengikutnya sembuyikan koyeidaba
digoa (biyo doba) di kampong Tadauto, setelah sembuyikan didalam goa
(biyodoba), wodeyokai pougabobii dan pengikutnya pura-pura kejar seseorang dari
tadauto ke arah ataidimi supaya orang pikir koyeidaba sudah lewat dan masuk ke
wilayah botumoma, puweta didaerah kamu.
selanjutnya hari pertama wodeyokaipouga dan pengikutnya kasih makanan ke goa koyeidaba menyampaikan bebarapa hal kepada wodeyokaipouga, namun hal tersebut masih dirahasiakan sampai sekarang, setelah itu kunjungan kedua koyeidaba berjanji, saya tidak akan ada disini, saya akan pergi jadi saya akan simpan saya punya "hati" jadi kalian datang ambil (aniya kegepa nipo kiya makitoupigaka motigou).
setelah beberapa hari kemudian, mereka datang ke Goa (biyopa) untuk cek janji tersebut, namun di goa tersebut koyeidaba tidak ada, hati (kegepa) yang dijanji untuk ambil juga tidak ada, wodeyokaipogabobii dan pengikutnya mulai cari di sekitar goa, mereka hanya temukan ceceran darah (emo tagi) disekitar goa, dan rumput disekitar goa tampak basa (habis kencing).
sudah cari sekitar goa dan janji
untuk ambil hati (kegepa nipo) itu,
namun mereka tidak dapat, tampak baru saja ada orang lain ambil duluan lalu
pergi, Wodeyokai pougabobii dan
pengikutnya ikut bekas kaki perempuan yang sedang bawa pergi hati (kegepa)
tersebut, dipertengahan jalan mereka tahan dia, mereka mulai nuntut hati (kegepa) yang dia bawah pergi untuk
segera kembalikan, hati (kegepa) tersebut koyeidaba janji ke kami, jadi segera kembalikan
ke kami, namun perempuan tersebut mengaku tidak ambil, dari sana kami ada kejar
darah buntut sampai mama jadi mohon kembalikan, namun perempuan tesebut ngaku darah
tersebut sedang mens atau haid, tapi karena Wodeyokai pougabobii dan pengikutnya
bersih keras, perempuan tersebut mulai
jujur "benar hati (kegepa) ini kalian punya, koyeidaba janji buat kalian,
saya cuma pegang saja, nanti ada saatnya saya akan kasih dan saya akan kasih keluarkan
ditengah orang banyak.
setelah perempuan itu, mengaku bahwa
dia yang ambil, dan dia hanya pegang sementara, wodeyokaipouga dan ke12 pengikutnya biarkan
dia bawa pergi, ceceran darah yang ditemukan tidak jauh dari goa, sekarang tumbuh sayur hitam (digiyo napo), orang biasa petik banyak tapi tidak pernah habis dan justru
bertambah dan berkembang, rumput yang ditemukan basa, sekarang terbentuk jadi kali kecil, warga
sekitarnya beri nama kali kecil itu"woo waino" atau air mengalir
keatas atau mengalir berputar, air tersebut jernih tidak pernah kering, orang
sakit kalau minum air tersebut, menurut
cerita biasanya sakit sembuh,Terlepas dari itu, setelah Wodeyokai pougabobii meninggal dunia diperkirakan pada tahun 1920an, ajaran totamana diteruskan oleh gererasi selanjutnya,
hingga saat ini generasi ke 7 (tujuh) masih pertahankan ajaran tota mana,sudah ditetapkan tanggal 9 Mei sebagai Hut Totamana biasa diperingati tiap tahun.(*).
Penulis adalah mantan Wartawan Media Online dan Majalah, Tinggal di Bandung.