rumah itu berlantai lima, dihalaman
dibuat taman bunga, tampak indah, tempat
parkir kendaraan roda dua dan empat berjejer rapih, semua sudut koridor, pintu
masuk dan keluar selalu dijaga sekurity,
siang dan malam rumah itu banyak suster dan
dokter, mereka setia melayani, merawat orang sakit di sebuah rumah sakit
ternama di ibukota negara,
orang sakit dari dari sabang sampai
amboina, selalu rawat di rumah sakit type C ini, tidak ketinggalan orang papua
yang dirujuk berobat dari papua juga ada, mereka sedikan tempat inginap “guest
house”buat pendamping orang sakit yang datang dari luar jakarta,
“guest house” itu tidak jauh dari
rumah sakit, penginapan itu disediakan karena tidak bisa jaga orang sakit di
ruangan perawatan, hanya waktu tertentu yang diijinkan untuk mengunjunginya,
kamar 230, lantai 3,disini nginap
seminggu,jika memandang kebawah, semua lingkungan RS itu tampak indah, namun
bunyi-bunyi tidak pernah sunyi,bunyi motor,mobil, bus,kopaja dan metromini,
tidak pernah ber-henti siang dan malam, wajar karena selain guest house dekat
jalan raya, juga karena bunyi motor mobil pasien yang datang berobat di SR tiap
hari.
hari itu, masuk di ruangan, tempat
terbaringnya orang sakit, tiba-tiba saya disepak manusia “bayangan” wah ada apa
ini, pikirku sejenak, saya terduduk merenung, dalam telinga terdengar, kamu pergi..pergi..pergi
dari tempat ini,
dengan muka marah, saya pergi namun kembali , kembali dari lantai satu, saya
rasa itu suatu hal baru yang terjadi, empat malam berlalu,
bengkel manusia selalu bergantian
siang dan malam,melayani, merawat orang sakit, besoknya, diminta pindah kamar lain, kamar lebih kelas dirumah sakit
type tiga itu, disini juga, menahan
timbul tenggelam “nyalah api” yang ditiupkan manusia bayangan, dia kurus
tinggi,badanya hitam, mulutnya berbusa,sering tengok lewat jendela, sekejab saling kontak mata, merasa
jijik lihatnya,
tetap tabah menahan “sakit” di tempat
tidur yang dipeleh kain biru memisahkan orang sakit lain disebelah, siang itu,
merasa tidak betah terbaring sakit di
kamar operasi itu, segera ijin dokter dan suster, beli aQua di alfamaret,
malaikat sayap hitam itu sedang
manghalau , dia belokan arah langka kaki lalu saya tertabrak dengan pintu
alfamaret, sambil pegang kepalah pulang kembali, sebelum naik lift ke lantai
tiga, terasa tiupan angin keras mengenai badan lalu terjatuh,
om, minta bantukah, antar saya,
kenapakah, tanya sekutity itu, tiba-tiba pikiran melayan lalu terjatuh disini,
oh ya, hati-hati ee, kata sekurity sambil antar ke tempat tidur di lantai tiga,
manusia kurus tinggi itu, datang
lagi di kamar mandi, ketika itu mau buang air kecil, tampak sekejab, dia ada
pegang selang air, saya bateriak histeris, minta tolong,dokter dan suster,
tidak dengar karena toilet itu tertutup tembok, dalam benak muncul pikiran,
manusia goblok ini, bawah selang itu untuk apa?
Tidak berhenti disitu, hari
berikut, sii lusifer itu datang bereaksi lagi,ketika itu terbaring diatas
tempat tidur, dia berupaya memagang kepala, dalam benak terbayang ini
peperangan sedang terjadi,lusifer mulai ber-aksi, pokoknya saya harus lawan,
Dalam nama “Yesus” kau tidak punya
kuasa, kau pergi tinggalkan, ucapku melawan gempuran sii "penjaga api
neraka” yang datang malam melihat sejauah mana iman kita menahan ujian,
Setelah sebut nama “Tuhan”kemudian iblis itu tampar saya di muka lalu pergi tinggalkan,kini sakit kepalah mulai redah, pada hal tadinya seolah
barang berat sedang menekan kepalaku,
Kau usir saya, tapi akan kembali
mencobainya, tapi bukan lewat cara ini,akan melihat cela yang kau buat menjadi
jembatan, enta lewat pikiran, perbuatan atau lewat tindakan,itulah pesannya
padaku dalam mimpi malam itu.
Pesan itu, menjadi bahan
renungannya, segera telp hamba Tuhan, katanya semua yang kau alami,termasuk
sakitmu, itu ujian, ingat orang mau naik kelas,selalu ada ujian, dari SD mau
lanjut SMP dan dari SMU lanjut kuliah ada ujian, sekolah dan Ujian Negara, jadi
hadapilah semuanya, tapi pesan saya, jangan pernah beri waktu sama iblis,jangan
kamu serahkan anggota Tubuhmu, dipermainkan oleh sijahat,penjaga api neraka
itu, nasehat pendeta ketika itu,
Jadi, dalam hidup ini, selalu ada suka
dan duka, hambatan dan tantangan, pasti ada dan harus tanggung karena itu “
resiko kenapa kita hidup” dibumi, mau tidak mau harus jalani, tapi ingat, dalam
hidup jangan kita beri kesempatan kepada lusifer supaya dipermainkan semaunya,
lawan dengan iman,pasti kamu menang bersama Tuhan Yesus.
Crpen karya : MethuCs
Crpen karya : MethuCs